Memilih Bahagia atau Sedih di Hari Asyura ?
Hari Asyura mempunyai sejarah panjang. Di antaranya adalah momen diselamatkannya Nabi Musa bersama kaum Bani Israil dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Saat itu Nabi Musa diperintah Allah memukulkan tongkat yang biasa ia gunakan untuk berjalan dan menggembala kambing ke laut. Dengan berbekal tawakkal penuh, tiba-tiba terbelahlah lautan menjadi daratan atas izin Allah subhanahu wa ta’ala. Setelah Nabi Musa lewat, Fir’aun dan tentaranya pun ikut mengejar, tapi Allah berkehendak menutup jalan dan kembali menjadikan lautan sebelum Fir’aun melewatinya. Dengan demikian, Nabi Musa bersama sahabat-sahabatnya selamat, sedangkan musuh-musuhnya celaka.
Atas kebahagiaan tersebut, Nabi Muhammad ﷺ meluapkan kebahagiannya di antaranya dengan cara berpuasa. Sebagian ulama mengatakan “Barangsiapa yang berbahagia atas terselamatkannya Nabi Musa dari musuh-musuh, maka dia adalah orang yang benar. Karena para Nabi dan Rasul diberi keselamatan pada hari tersebut.”
Buku lain :