The news is by your side.

Memilih Bahagia atau Sedih di Hari Asyura ?

Sebuah hadits merekam cara Nabi mengisi peringatan keselamatan Nabi Musa dari Fir’aun:

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Artinya: “Nabi Muhammad ﷺ datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura’. Lalu Rasul bertanya ‘Ada kegiatan apa ini?’ Para sahabat menjawab ‘Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.’ Rasul lalu mengatakan ‘Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian’. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura’ tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya” (HR Bukhari: 2004).

Di sisi lain, pada hari Asyura’ atau 10 Muharram ini terdapat kejadian yang memilukan dan menyedihkan yaitu terbunuhnya Sayyidina Husain radhiyallahu anhu, seorang cucu Nabi Muhammad ﷺ. Kepalanya dipenggal oleh musuh-musuhnya pada hari itu. Siapa yang tidak sedih mengenang tokoh mulia dihabisi nyawanya dengan cara yang amat keji? Karena itu, bersedih hati pada hari Asyura’ atas meninggalnya Husain juga memiliki relevansi dari sisi sejarah, bahkan berhubungan dengan kecintaan pada Rasulullah ﷺ. Yang berbahaya adalah ketika ada orang yang berbahagia atas wafatnya Sayyidina Husain dan bersedih atas terselamatkannya para nabi.

Leave A Reply

Your email address will not be published.