The news is by your side.

Nasrudin Joha, Si Jubir Fiktif HTI yang Merasa Jumawa, Siapa Sebenarnya?

Hal ini membuat pengurus dan anggota HTI merasa jumawa, merasa cerdas, merasa siyasiyun. Mereka beranggapan pencabutan badan hukum tidak berdampak sama sekali bagi HTI. Tanpa menggunakan nama HTI, mereka tetap bisa beraktivitas mengadakan rekrutmen, menyebarkan opini, demonstrasi (masirah) dan melakukan Thalabun Nushrah.

Mereka tidak sadar, sebenarnya mereka sekelompok orang yang bodoh, dungu dan tolol. Karena mereka menghabiskan usia dan harta untuk perkara yang haram yakni mendirikan “khilafah di atas Khilafah” dan “mau membai’at khalifah yang kedua setelah ada khalifah yang pertama”.

Pada fakta dan realitasnya, NKRI sebenarnya telah memenuhi syarat dan rukun untuk disebut khilafah syar’i sebagaimana yang ditulis oleh para ulama dalam kitab-kitab mereka. NKRI sebuah sistem yang berdasarkan agama (Ketuhanan yang Maha Esa) dalam mengatur semua aspek kehidupan. NKRI ini “khilafah” meski tidak dilabeli “khilafah”. Dan tidak ada dalil syara’ yang mewajibkan umat melabeli daulah mereka dengan nama “khilafah”.


Follow Channel LTNNU Jabar di Whatsapp untuk mendapatkan update artikel terbaru. Klik Link ini >> Channel LTNNU Jabar


 

Pengurus dan anggota HTI termasuk Nasjo sudah selayaknya disebut bodoh, dungu dan tolol; Karena mereka menghabiskan usia dan harta untuk memperjuangkan Amir Hizbut Tahrir agar menjadi khalifah. Padahal tidak ada satupun nash yang mewajibkan umat mempunyai khalifah dari kalangan Hizbut Tahrir.

Leave A Reply

Your email address will not be published.