The news is by your side.

Wanita dan Genggamannya

Sementara di Sumatera, kita kenal seorang tokoh wanita yang bernama Rahmah el-Yunusiyah. Kemauan belajar dan keinginan beliau untuk memajukan kaum wanita telah mengantarkannya mampu menciptakan kesempatan bagi kaum wanita untuk mendapat akses yang sama dengan kaum laki-laki dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Beliau adalah wanita pertama yang mendirikan sekolah khusus untuk kaum wanita. Atas jasanya ini, Universitas Al-Azhar mengakui kepeloporannya dan mengikuti jejaknya dengan membuka program kulliyyât al-banât di Mesir serta menyandangkan beliau dengan gelar honoris causa atau “Syaikhah”. Beliau juga orang pertama yang mendirikan layanan kesehatan (rumah sakit) khusus untuk kalangan perempuan. Beliau mengharapkan kaum wanita bisa mengembangkan peran yang lebih baik sebagai mitra sejajar kaum pria. Peran wanita sangat sentral dalam pembentukan sikap mental dan kepribadian generasi baru di lingkungan keluarga, pun dengan aktivitas lain yang tak kurang peranannya. Penyiapan kaum perempuan secara kontinuitas akan membentuk mereka dalam menyiapkan kaum ibu sebagai tiang negara dan pendidik bangsa. Beliau merupakan pejuang wanita dengan motivasi yang tinggi dan pantang menyerah serta mendasarkan ide-idenya pada ajaran Islam.[7]

Dalam hal pemberdayaan wanita, salah satunya telah dilakukan oleh ‘Aisyiyah Muhammadiyah.   Lembaga yang mengangkat derajat kaum wanita sehingga mendapatkan hak-hak mereka. Gerakannya mengajarkan bagaimana mendidik anak dengan melahirkan Taman Kanak-Kanak Bustanul Athfal ‘Aisyiyah yang merupakan perguruan anak-anak tertua di Indonesia. Pemberantasan buta huruf bagi kaum wanita yang sudah dipelopori ‘Aisyiyah sejak tahun 1923. Juga mempelopori rumah untuk janda dan wanita jompo. Dengan kata lain, keberadaan ‘Aisyiyah adalah untuk membangun kesadaran kaum wanita bahwa mereka mempunyai tanggungjawab yang sama besar dengan kaum laki-laki terutama untuk turut serta dalam pergerakan nasional guna memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Adapun tokoh-tokoh ‘Aisyiyah antara lain Siti Walidah, Siti Bariyah, Siti Aisyah, Siti Badilah, Siti Munjiyah, Siti Badilah, Siti Hayyinah, dan Siti Umniyah. Partisipasi dan peranan beliau-beliau bertujuan untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sejahtera.[8]

Lewat beberapa perjalanan hidup tokoh-tokoh wanita diatas dan pengkajian yang telah dilakukan, lantas apakah wanita tidak memiliki pedoman atau panutan yang mampu menjawab pertanyaan bagaimana seharusnya wanita berbuat? Beliau-beliau yang memiliki peran dan jasa yang luar biasa tersebut apakah tidak menyandarkan segala persoalannya kepada agama? Apakah kehebatannya lantaran merendahkan, menyepelehkan, dan menyampingkan peranannya dalam keluarga? Apakah gerak geriknya tidak mengajarkan arti dan makna keadilan dan kesejarahteraan? Apakah laku hidupnya tak mencerminkan wanita yang beradab? Apa tutur katanya tidak pernah menyampaikan bagaimana hak wanita diperjuangkan dengan sebenar? Apakah beliau semua orang kaya sehingga bebas melakukan apapun? Apakah kehadiran beliau tidak mengajarkan kepada kita tentang hakikat wanita?

Penulis
Taufik Hidayat
Leave A Reply

Your email address will not be published.