Allah dan Cerita Takdir Manusia
Allah kadang menjadikan seseorang dalam jabatan dan kekuasaan semata-mata hanya ijin-Nya. Sama ketika Allah mengijinkan setan untuk mengganggu manusia. Tetapi Allah tidak meridloinya. Jika sebuah sihir mengenai seorang mu’min, maka itu semua atas ijin Allah sebagai ujian atasnya, meskipun Allah tidak ridlo terhadap sihir. Kekuasaan dan jabatan dapat diperoleh tanpa ridlo-Nya, melainkan ijin-Nya an-sich. Maka kekuasaan dan jabatan akan menjadi fitnah bagi siapa saja, dan dapat menjerumuskan ke dalam kesengsaraan disebabkan tidak datang pertolongan Allah, dikarenakan ketiadaan ridlo-Nya.
Namun itu adalah ketentuan dari-Nya juga. Hitler dan Moshollini atau penguasa facis lainnya adalah bisa jadi bagian dari rencana Allah untuk memberi pelajaran kepada manusia sesudahnya. Demikian juga kejadian yang menimpa umat-umat terdahulu yang tercantum dalam Al-Qur’an, adalah hikmah pelajaran yang nyata dan terang. Emery Reves dalam Maklumat Demokrasi ( 1971 ) bahkan menggambarkan Hitler dan Mushollini sebagai utusan Tuhan yang mengabarkan kepada manusia, bahwa kemerdekaan bukan sesuatu yang turun dari langit, melainkan merupakan nilai yang harus diperjuangkan.
Ikhtiar dalam agama kita diajarkan sebagai sesuatu yang penting. Tawakal atau berserah diri bertolak dari sebuah ikhtiar yang maksimal. Qodlo dan qadar menjadi diskursus yang menarik dalam dunia Islam sejak masa yang lalu. Sebab hal ini inheren dengan fakta-fakta unik seputar nasib manusia. Maka lahirlah kelompok-kelompok Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Asy’ariyah, dll.
Buku lain :