Allah dan Cerita Takdir Manusia
Oleh: Toufik Imtikhani, SIP*)
Allah mengistemewakan manusia dalam dunia material, sebagaimana para malaikat dan jin dalam dunia immaterial . Itulah mengapa sebabnya ketiga mahluk inilah yang diperintahkan Allah untuk beribadah dan menyembah kepada-Nya. Malaikat sudah pasti menyembah kepada Allah, karena sifatnya yang laa ya’sunallahama amarohum wa yaf’aluuna ma tu’maruun. Manusia dan jin di bebani taklif agama, karena dalam dirinya ada potensi ketaqwaan dan kedurhakaan. Maka kedua golongan ini diberi harapan pahala dan siksaan, tergantung kepada kecenderungan mana kedua mahluk ini mencondongkan hatinya.
Di antara manusia, malaikat dan jin, Allah meng-istimewakan manusia( QS.17:70). Manusia inilah yang Allah jadikan khalifah di atas bumi, sekalipun para malaikat melakukan unjuk rasa ( QS 2:30). Hanya manusia yang mampu membangun dan memakmurkan dunia.
Di antara manusia, Allah mengistimewakan sebagain atas sebagian yang lain. Allah angkat segolongan manusia sebagai hambanya yang terpilih, sebagai Nabi dan Rasul. Di anatara Nabi dan Rasul yang jumlahnya 124 ribu, Allah istimewakan 25 orang, yang wajib diimani oleh orang-orang mu’min. Di antara 25 Nabi dan Rasul Allah istimewakan 5 Nabi dan Rasul ulul azmi. Dari 5 Nabi dan Rasul ulul azmi, Allah istimewakan Muhammad SAW, sebagai sayyidil Anbiya wal Mursalin.
Nabi dan Rasul yang lain, Allah istimewakan dengan nama-nama istimewa, yang antara yang satu dengan yang lain, kadang berbeda, namun adakalanya digolongkan sebagai golongan yang sama. Ibrahiem diberi keistimewaan, sebagian besar keturunanya menjadi Nabi dan Rasul. Musa, diajak berbicara secara langsung oleh Allah di bukit Tursina. Isa tercipta langsung dari ruh Allah yang ditiupkan ke rahiem Maryam, perawan suci, tanpa kehadiran laki-laki. Nabi dan Rasul lain, oleh Allah ada yang digolongkan sebagai orang-orang soleh. ( lihat Q.S. Al-anbiya, 72,75, dan 78 ).
Buku lain :