Dari Buku “Islam Radikal” : Hakimiyah [2]
Sehingga saat ini di hadapan kita terpampang peta pemikiran Khawarij yang bangkit kembali dalam berbagai bentuk dan namanya. Jumlah kelompok sempalannya mencapai dua puluh lima kelompok. Kelompok ini memiliki akar yang sangat panjang, yang muncul dan menghilang lagi dalam beberapa waktu, dan kemudian muncul kembali. Kemunculan mereka seiring dengan kemunduran lembaga-lembaga keilmuan yang besar, seperti Al-Azhar, Al-Qarawiyin, pondok pesantren dan sekolahan-sekolahan yang mengajarkan ilmu-ilmu yang otentik (turats). Setiap kali lembaga- lembaga keilmuan itu hidup dengan berbagai aktivitas keilmuannya maka pemikiran radikal ini akan hilang, dan saat lembaga-lembaga itu meredup maka pemikiran radikal ini akan terlahir kembali.[Bersambung]
==========================
Diringkas dari buku karya Syaikh Usamah yang berjudul Al-Haqqul Mubin fi Raddi ‘ala man Tala’aba bid-Din yang menelaah secara kritis radikalisme mengatasnamakan ajaran Islam. Membedah dan mengkritisi asal-muasal radikalisme yang diambil dari sumber-sumber teks Islam yang ditafsiri Sayyid Qutb, dan kemudian dijadikan dasar pijakan hakimiyah, takfiri hingga seperti apa yang kita saksikan saat ini. Syaikh Usamah menyebut penafsiran Sayyid Qutb sebagai “Tafsir marah”.
Buku tersebut diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh M. Hidayatulloh dengan judul “Islam Radikal : Telaah Kritis Radikalisme dari Ikhwanul Muslimin hingga ISIS” yang diterbitkan di Dar al-Faqih Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada 2015 lalu. Versi digital buku sudah lama beredar, bahkan versi full text juga tersedia.
Buku lain :