The news is by your side.

Joker dan Kebencian yang Menjalar

Wacana Rundung yang Bergaung  

Menurut saya, salah satu momen yang menyenangkan dalam pertunjukkan film adalah diskusi yang muncul setelah film tayang. Di sosial media, ramai orang memperbincangkan Joker. Ada yang menganggap film Joker bisa memberikan pengaruh buruk terhadap penonton. Ada pula yang ramai memperbincangkan “orang jahat terlahir dari orang baik yang disakiti”. Ada juga yang fokus menyalahkan Fleck yang gagal beradaptasi dengan lingkungannya. Ada juga yang lebih concern terhadap isu mental illness. Beberapa bahkan mengaitkan Joker dengan pengalaman pribadi yang mereka punya. Bagi saya, diskusi ini penting dan menarik untuk disimak.

Dari sekian banyak isu yang dibicarakan, saya tertarik pada isu bullying yang direpresentasikan oleh karakter Fleck. Fleck yang mengalami depresi serta schizofrenia tidak mendapat perlakuan baik dari lingkungan hidupnya. Film bahkan dibuka dengan adegan Fleck yang dirundung pemuda-pemuda tanggung di jalanan. Alat kerjanya diambil. Dia dipermainkan, dipukul, bahkan ditendang bertubi-tubi oleh para pemuda itu. Kepala perusahaan tempat Fleck bekerja juga tidak memperlakukannya dengan baik. Rekan kerjanya bahkan menjebak Fleck agar mendapatkan citra buruk. Belum lagi sikap tidak menyenangkan dari Thomas Wayne, figur yang digadang baik hati oleh ibu Fleck. Ditambah lagi orang-orang berjas yang memukuli Fleck di kereta serta polisi yang terus-terusan menguntitnya, tekanan hidup Fleck seakan tidak habis.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.