Joker dan Kebencian yang Menjalar
Saya kembali berpikir. Memang benar, ada yang salah dengan saudara-saudara seiman saya. Banyak di antara mereka yang dengan sadar membangun jarak yang lebar kepada siapa saja yang tidak sepaham. Ucapan semacam kafir, munafiq, fasiq, najis, ahli neraka, kerap telontar dari mulut dan jari saudara-saudara seiman saya.
Saya teringat Fulan, dan di waktu yang hampir bersamaan terngiang Joker. Apakah banyak orang yang berbesar hati seperti Fulan? Memaafkan orang-orang yang merundungnya, dan memilih untuk berdamai dengan mereka. Atau, malah lebih banyak orang yang seperti Joker? Menyimpan dendam dan benci terhadap orang yang menjatuhkannya.
Joker menyadarkan saya akan bahaya besar perundungan. Fulan menunjukkan saya manfaat besar memaafkan. Sekarang tinggal memilih yang mana, mau menjadi Fulan atau Joker?
Penulis adalah Santri dan Penikmat Budaya Pop. Artikel ini diterbitkan kerja sama antara NU Online dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo
Buku lain :