Lima Buku yang Direkomendasikan Gus Dur untuk Santri
Oleh A. Khoirul Anam*
Bukan buku karya-karya intelektual Muslim yang sedang populer di Indonesia akhir tahun 1990-an atau awal tahun 2000-an seperti Mohammed Arkoun, Nasr Hamid Abu Zayd, atau Abdullah Ahmed An-Na’im, atau buku karya ilmuan politik Amerika Serikat Samuel P. Huntington yang sangat menghebohkan ketika itu. Ketika para santri menanyakan perihal ide-ide mereka, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menanggapi ringan saja. Ia menceritakan dialognya dengan tiga nama terakhir itu dan mengesankan ide mereka biasa saja. Ya para santri tetap harus membaca karya mereka agar tidak kuper, namun Gus justru memperkenalkan buku-buku lain untuk dibaca para santri.
Malahan buku-buku yang ini dikenalkan oleh Gus Dur saat mengkaji beberapa kitab kuning pesantren, seperti ketika mengkaji kitab nahwu Qathrun Nada, kitab tasawuf Matan al-Hikam, dan kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Di pesantren, biasanya istilah kitab dan buku itu dibedakan. Kitab itu yang berbahasa Arab, sementara buku itu yang berbahasa selain Arab, seperti buku berbahasa Indonesia atau Inggris. Padahal jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kitab itu berarti buku.
Buku lain :