The news is by your side.

Lima Buku yang Direkomendasikan Gus Dur untuk Santri

Buku ketiga adalah karya Clifford Geertz. Di Indonesia, ia lebih dikenal dengan buku The Religion of Java yang diterjemahkan menjadi ‘Santri, Abangan dan Priyayi’, yang merupakan hasil penelitiannya di Yogyakarta dan Pare Kediri. Namun antropolog Amerika ini sebenarnya adalah seorang ekonom. Gus Dur mengenalkan satu karya Geertz yang juga penting dan sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu Involusi Pertanian. Involusi artinya kemunduran.

Fokus Geertz adalah pertanian di wilayah Jawa. Buku ini menunjukkan bahwa kehadiran sistem pertanian modern yang dibawa oleh pihak pihak kolonial Belanda tidak memunculkan perubahan, namun justru memunculkan involusi karena jumlah penduduk yang terus bertambah.

Setelah membaca buku ini, para sarjana ekonomi khususnya yang membidangi pertanian, mestinya bisa memberikan penjelasan apakah sistem pertanian yang ada sekarang ini masih sama seperti zaman pemerintah Belanda?

Ketika mengulas buku ini, malahan Gus Dur menceritakan model kewarisan Jepang terkait lahan pertanian yang berbeda dengan sistem kewarisan Islam yang dipelajari para santri di pesantren. Di Jepang, tanah pertanian tidak boleh dibagi habis, namun diserahkan pengelolaannya kepada anak tertua agar tetap produktif. Sebenarnya, sistem pembagian warisan lahan pertanian seperti di Jepang ini sudah ada dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang ada di Indonesia, yaitu pada pasal 189 Buku KHI Bagian II tentang kewarisan. Sebelum ditetapkan oleh Presiden Soeharto melalui Inpres pada tahun 1991, naskah KHI ini sebenarnya sempat dibahas pada Munas Alim Ulama NU dan Muktamar NU di Situbondo, Jawa Timur, 1983-1984, namun sebagian besar orang pesantren dan masyarakat Muslim pada umumnya enggan mengamalkan beberapa pasal dalam KHI.

Leave A Reply

Your email address will not be published.