Nepotisme dalam Pengangkatan Pejabat di masa Khilafah Umayyah dan Abbasiyah
Pada masa Khalifah Keduabelas Abbasiyah, yang menjadi Wazir adalah Utamisy. Khalifah Al-Musta’in mempercayakan keuangan negara kepada tiga orang, yaitu Utamisy, kemudian Syahak al-Khadim (kepala rumah tangga istana). Kedua orang ini diberi wewenang untuk melakukan apa saja mengenai keuangan negara. Orang ketiga yang berpengaruh masalah finansial ini adalah ibu dari Khalifah al-Musta’in sendiri, yang lewat sekretarisnya Salamah bin Sa’id, meminta apa saja dari Baitul Mal, dan Khalifah selalu menyetujui keinginan ibunya dengan menggunakan uang negara.
Satu-satunya pengawas keuangan negara adalah anak Khalifah yang bernama al-Abbas. Celakanya, al-Abbas ini juga seenaknya menggunakan sisa uang negara yang sudah dipakai ketiga orang di atas. Korupsi begitu nyata. Jadi kalau jaman now ada yang teriak-teriak “jualan” bahwa satu-satunya solusi terhadap persoalan korupsi adalah ditegakkannya kembali Khilafah, ya cukup kita kasih senyum manis dan kita tinggal masuk kamar untuk bobo cantik.
Para Jenderal Turki menjadi marah ketika keuangan negara berkurang drastis dikorupsi Utamisy, sang Perdana Menteri. Padahal militer membutuhkan uang untuk menggaji pasukan dan membiayai ekspedisi mereka. Akhirnya mereka mengepung Utamisy yang bersembunyi sampai dua hari di dalam istana. Khalifah al-Musta’in melihat marahnya militer, dan beliau tidak bisa melindungi Utamisy. Akhirnya pada hari ketiga, tepatnya pada tanggal 6 Juni tahun 863 Masehi, Utamisy dan sekretarisnya dibunuh oleh militer.
Begitulah contoh nepotisme yang terjadi pada masa khilafah Umayyah dan Abbasiyah. Masih banyak contoh ngawur lainnya. Tidak ada sistem yg jelas soal perekrutan berdasarkan kapasitas. Semuanya berdasarkan kehendak Khalifah semata. Naik-turun pejabat tergantung keinginan pribadi Khalifah.
Ini karena sistem khilafah tidak baku. Dan repotnya sistem yang tidak baku ini malah diklaim sebagai inti ajaran Islam. Entar tinggal ngeles: yang salah orangnya, bukan sistemnya. Lha kalau sistemnya gak salah, masak sistemnya bisa bubar? Mikirrrrr
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Baca juga resensi buku lainnya :
- Terbelit Dalam Kubus Tanpa Batas. Kontak pembelian : 0895-2851-2664. Link resensi, klik.
- Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
- Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.