Ambisi al-Nabhani Mendirikan Hizbut Tahrir
Al-Banna, al-Husseini, al-Qassam dan al-Tall Dimata al-Nabhani
Jauh sebelum Hizbut Tahrir didirikan, pembubaran sistem kekhalifahan oleh Turki Utsmaniyah telah mengilhami tokoh besar lain, Hassan al-Banna. al-Banna kemudian membentuk Ikhwanul Muslimin di Mesir pada 1928. Kedekatan Hasan al-Banna dan Taqiyuddin al-Nabhani menjadi sangat beralasan karena adanya kesamaan visi.
Selain Hasan al-Banna, Taqiyuddin al-Nabhani juga dekat dengan senior Ikhwanul Muslimin lainnya, Amin al-Husseini (1895-1974) yang banyak menginspirasinya. Dari tahun 1918 sampai Mei 1948, Husseini mendapat Mandat dari Inggris dan dipilih untuk mewakili orang-orang Palestina dan pada 1921 Inggris menunjuknya sebagai Mufti Yerusalem. Jabatan itu berakhir pada 1936 setelah al-Husseini dipecat Inggris karena melakukan serangan mematikan terhadap orang-orang Yahudi di wilayah Yerusalem. Sejak itu, ia menjadi seorang pelarian.
Husseini melarikan diri dari wilayah mandate pada tahun 1937, dan kemudian menjadi tamu kehormatan Adolph Hitler pada tahun 1941. Husseini berkolaborasi dengan Partai Nazi dalam pembantaian umat Yahudi.
Masih di lingkaran Ikhwanul Muslimin, tokoh lain yang berpengaruh atas pemikiran Tagiyuddin al-Nabhani muda adalah seorang imigran dari Syria bernama Izzuddin al-Qassam (1882-1935). Al-Qassam adalah pejuang yang pernah melawan Perancis pada tahun 1921, dan dipaksa melarikan diri dari negara asalnya, Suriah, ke Haifa. Di Haifa inilah, al-Nabhani berjumpa pertama kalinya dengan al-Qassam. Al-Qassam sendiri terlibat intensif dalam melakukan demonstrasi dan serangan terhadap orang-orang Yahudi bersama al-Husseini. Sama seperti al-Husseini, al-Qassam ini sangat menginspirasi al-Nabhani.
Tokoh selanjutnya yang menginspirasi al-Nabhani adalah Kolonel Abdullah al-Tall. Ia adalah tokoh terkenal anti-Semit. Al-Tall adalah penulis buku yang berjudul Bahaya Dunia Yahudi. Al-Tall meratapi kematian rekan terdekatnya, al-Husseini, dan menyebutnya sebagai “Martir” yang gugur dalam sebuah ”Perang Suci”.
Selain seorang militer, al-Tall juga menjabat sebagai Gubernur Yordania di Yerusalem. Selain itu, al-Tall juga berperan sebagai negosiator bagi Raja Abdullah Yordania ketika orang- orang Yahudi membentuk negara Israel dan konflik Arab-Israel pecah. Sebagaimana al-Tall, al-Nabhanni juga bermain di sini, dalam lobi-lobi politik dengan orang-orang Yahudi.
Buku lain :