Ambisi al-Nabhani Mendirikan Hizbut Tahrir
Mengapa tidak bergabung dengan Ikhwanul Muslimin ?
Sebagai seorang akademikus, al-Nabhani menerbitkan 19 buku. Karya yang pertama terbit pada bulan Januari 1950 berjudul “Saving Palestine”. Al-Nabhani tidak percaya pada pemerintahan Arab yang dibentuk pada tahun 1945. Terbukti, pada Agustus 1950, pemerintahan Arab mengabaikan pesan-pesan yang dia kirim. Dalam pesan itu, al-Nabhani mendesak pemerintahan untuk fokus menyatukan garis agama.
Al-Nabhani pun dengan amat serius ingin mendirikan partai politik. Dia mendirikan Hizbut Tahrir antara bulan November 1952 dan awal 1953 di Yerusalem yang direspon pemerintah Yordania dengan mengumumkan bahwa partai tersebut adalah ilegal.
Versi lain mengatakan, pendirian Hizbut Tahrir oleh al-Nabhani terjadi bersamaan dengan resminya Ikhwanul Muslimin.
Al-Nabhani kecewa dengan Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood) karena memiliki hubungan erat dengan pendirian Yordania. Yordania pun terbukti tidak pernah serius untuk melarang Ikhwanul Muslimin. Di saat al-Nabhani ingin menyatupadukan negara-negara Islam di bawah satu komando, Ikhwanul Muslimin sebagai organisasinya dianggap malah ikut melegitimatis keterpecahan tersebut. Hal itu membuat al-Nabhani kecewa.
Kekecewaan lain al-Nabhani pada Ikhwanul Muslimin adalah lantaran Ikhwan ini telah mengirim banyak pejuang untuk melawan Israel dan awalnya berkolusi dengan para pejabat Mesir untuk melakukan kudeta, yang berlangsung pada tanggal 23 Juli 1952.
Kudeta yang dilakukan oleh Ikhwan bersama para pejabat politik ini berhasil mengantarkan Gamal Abdel Nasser berkuasa. Namun, Nasser tidak memberi imbalan kepada Ikhwanul Muslimin seperti yang dia janjikan. Karena Ikhwan tidak banyak menuntut maka al-Nabhami semakin ragu atas keseriusan Ikhwanul Muslimin memahami Islam.
Al-Nabhani pun membentuk Hizbut Tahrir dengan maksud untuk “membebaskan” Palestina dan juga membebaskan Yordania dari dinasti Hashemite. Tujuan-tujuan pembebasan inilah yang menginspirasi pemberian nama pada organisasi bentukannya, yaitu Partai Pembebasan, Al-Nabhani ingin membebaskan seluruh negara dan membentuknya kembali di bawah sistem tunggal Khilafah Islam. Tujuan akhir Hizbut Tahrir mengarah pada pemerintahan Islam Global.
Buku lain :