Ambisi al-Nabhani Mendirikan Hizbut Tahrir
Anti Mazhab
Kekecewaan lain Taqiyuddin al-Nabhani, sehingga dia terpaksa melepaskan diri dari Ikhwan dan mendirikan Hizbut Tahrir, adalah melihat kenyataan islam itu beragam yang terkumpul ke dalam banyak madzhab. Ikhwanul Muslimin diketahui mendukung perjuangan Syiah Hizbullah dan Lebanon, sedangkan Ikhwanul Muslimin secara tradisional merupakan institusi Sunni.
Taqiyuddin al-Nabhani melihat bahwa gagasan kekhalifahan tidak akan bisa berjalan selama madzhab dalam Islam dijadikan nomor satu. Al-Nabhani membayangkan, seluruh kelompok dan sekte dalam Islam akan berada dalam satu naungan yurisprudensi.
Pengalaman keluarga sekaligus pengalaman pribadi, yaitu ketika hidup di bawah pemerintahan Utsmaniyah, membuatnya semakin percaya diri. Dalam artian, sistem Khilafah masih sangat mungkin. Hizbut Tahrir harus menjadi kuda tunggangan demi mewuiudkan mimpi ambisius keluarga tersebut. Padahal saat Utsmani berkuasa pun kita tahu, tidak bisa menundukkan seluruh dunia di bahwa pemerintahannya.
Buku lain :