The news is by your side.

Ambisi al-Nabhani Mendirikan Hizbut Tahrir

Plot Politik, Lobi-lobi Hingga Kudeta

Awalnya, Palestina dan Transyordan telah diatur di bawah mandat Inggris. Namun, restu PBB akan pendirian Israel dieksploitasi oleh raja Hashemite Abdullah I. Kerajaan Hashemit (Hasyimiyah) ini dibentuk pada tanggal 25 Mei 1946, sebelum Palestina itu sendiri bebas dari mandat Inggris.

Pada bulan Mei 1948, pasukan Raja Abdullah berhasil menduduki Yerusalem. Israel pun terpaksa menandatangani gencatan senjata dengan Yordania pada tanggal 3 April 1949. Dengan menentang protokol PBB, Raja Abdullah ingin mencaplok Central Palestine (Tepi Barat). Pemerintahan Raja Abdullah mengeluarkan sebuah resolusi untuk masalah ini pada tanggal 25 April 1950.

Namun, perjuangan Raja Abdullah harus kandas di tengah jalan. Pada tanggal 20 Juli 1951, Raja Abdullah ditembak mati di dalam Masjid Ai-Aqsa saat dia tiba untuk shalat Jum’at. Kolonel Abdullah al-Tall adalah satu dari enam orang yang terbukti bersalah dalam merencanakan pembunuhan Raja Abdullah tersebut. Namun, dia melarikan diri ke Mesir dan dijatuhi hukuman mati secara in absentia. Sebagaimana yang secara resmi diakui oleh Hizbut Tahrir, keterlibatan al-Nabhani dalam kudeta Raja Abdullah betul-betul terjadi.

Dengan begitu, Taqiyuddin al-Nabhani sudah mulai belajar bagaimana terlibat dalam plot politik, bermain lobi-lobi kekuasaan, serta melakukan kekerasan dan pembunuhan atas orang-orang yang tidak disukainya.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.