Melihat Papua dengan Dua ‘Lensa’ Alfiyah ibn Malik
Selain nazam itu, melihat kasus itu juga ingatan saya merujuk pada satu bait nazam Alfiyah lainnya tentang alamat i’rab, farfa’ bidlammin wansiban fathan wa jur, kasran kazikrullahi ‘abdahu yasur. Dijelaskan bahwa alamat asal i’rab rofa adalah dlommah, alamat i’rab nashab adalah fathah, dan alamat asal i’rab jar adalah kasroh.
Secara bahasa, rofa berarti luhur dan dlommah berarti kumpul dan bersatu, sementara nashab berarti tegak dan fathah berarti terbuka, sedangkan jar berarti ‘rendah’ dan kasroh berarti ‘pecah’. Maka melalui nazam ini, kita pun diingatkan bahwa bila Indonesia ingin menjadi bangsa yang luhur (rofa’), maka dibutuhkan dlammah, yakni berkumpul, bersatu, dan bermusyawarah. Hal itu menjadi harga mati yang tak dapat ditawar. Untuk dapat tegak berdiri sebagai bangsa yang kokoh, Indonesia juga butuh fathah, keterbukaan. Indonesia sudah begitu inklusiv dengan menerima berbagai kalangan tanpa memandang suku, bahasa, ras. Semunya bersatu dalam bingkai Indonesia. Sebaliknya, bila Indonesia terus menerus terpecah belah (kasroh) hanya karena perbedaan, maka bangsa ini pun akan semakin rendah (jar) derajatnya.
Buku lain :