Negara Khilafah dan Kebencian yang Dipendamnya
Negara khilafah sesungguhnya sebuah ide yang dibangun atas narasi kebencian, yaitu anti-tesa Barat. Kata Barat di sini berarti materialisme. Negara khilafah adalah wujud lain “dunia ide” dari Plato atau “roh absolut” dari Hegel. Dengan sedikit modifikasi, Hizbut Tahrir menamai substansi-substansi “ide” dan “roh” itu dengan nama-nama lain seperti akidah Islam, mabda’ Islam, qiyadah fikriyah Islam, dan negara khilafah.
Kebencian an-Nabhani dan gerakan Hizbut Tahrir terhadap Barat bisa dimaklumi, karena lahir dari pikiran orang-orang kalah. An-Nabhani lahir di lingkungan keluarga hakim, yang sempat menikmati manisnya kejayaan khalifah Turki Utsmani. Kemudian, kolonialisme Barat datang meluluh lantakkan semua yang keluarganya miliki.
Hizbut Tahrir tidak sadar betul, bahwa kekecewaan yang sama atas kolonialisme juga dirasakan oleh semua bangsa terjajah. Indonesia termasuk bekas negara jajahan Eropa. Tetapi, gerakan politik Indonesia berbeda dari ide negara khilafah. Ide negara khilafah bukan satu-satunya pilihan perlawanan. Hal itu sudah kerap kali dibicarakan di dalam kajian pasca kolonial di kampus-kampus, seminar-seminar, dan diskusi-diskusi ilmiah.
Nusantara ini telah ratusan tahun ditindas oleh kolonialisme Barat. Kerajaan-kerajaan Islam dihancurkan. Kekayaan alam Indonesia dikuras. Karenanya, perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah wujud keberhasilan gerakan anti kolonialisme itu.
Indonesia tidak akan pernah mengusung ide negara khilafah untuk melakukan perlawanan. Nalar anti kolonialis khas Indonesia melahirkan Negara Pancasila, yang mengusung ideologi Islam jauh lebih elegan dibanding gagasan negara khilafah ala Hizbut Tahrir. Intelektual Indonesia tidak akan bersikap naif senaif pemikiran dalam buku Nizhamul Islam, sekalipun intelektual Indonesia sama-sama anti-Barat dan anti materialisme.*
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kritik KH Imam Jazuli Terhadap Ide Pemikiran Negara Khilafah, https://www.tribunnews.com/tribunners/2019/09/15/kritik-kh-imam-jazuli-terhadap-ide-pemikiran-negara-khilafah.
Editor: Husein Sanusi
KH. Imam Jazuli adalah seorang Kiai Alumni Universitas al Azhar Mesir, Pengasuh pondok pesantren Bina Insan Mulia, Wakil Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah- Asosiasi Pondok Pesantren se Indonesia- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015.
Baca juga resensi buku lainnya :
- Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
- Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.