Pendidikan Holistik Pesantren, Modal Utama Hadapi Tantangan Zaman

Oleh: Burhanudin Abu, M.Pd Pengurus PC Pergunu Indramayu
Dewasa ini, arus informasi dan kemajuan teknologi berkembang pesat. Akses pendidikan juga semakin mudah. Namun sayangnya hal ini belum berbanding lurus dengan terciptanya masyarakat beradab yang menerapkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Seperti sikap jujur, adil, sederhana, toleran, disiplin, dan bertanggung jawab.
Nilai-nilai ini seharusnya lahir dari proses pendidikan. Dalam pendidikan sejatinya berorientasi pada pembentukan manusia seutuhnya yang mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Bukan hanya terampil pada aspek kognitif saja, pendidikan juga diharapkan menjadi upaya pembentukan karakter yang berbudi pekerti luhur dalam menjalani kehidupan.
Oleh karena itu, proses pendidikan diharapkan memiliki dampak yang terintegrasi baik dari aspek kognitif, afektif, maupun sikap dan moral. Dalam dekade terakhir ini muncul istilah pendidikan holistik yang digagas pada tahun 1960-an. Menurut Ron Miller (pendiri jurnal pendidikan holistik “Education for Meaning and Social Justice”) pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual.
Buku lain :