The news is by your side.

Membongkar Misteri Sedulur Papat Limo Pancer

Dalang Ki Sigit Ariyanto (2017) pernah menafsir Sedulur Papat dengan sangat rinci. Pertama, watman, merupakan rasa cemas atau khawatir ketika seorang ibu hendak melahirkan anaknya. Watman diartikan saudara tertua yang menyiratkan betapa utamanya sikap hormat, sujud kepada orangtua khususnya ibu. Kasih sayang ibu ialah kekuatan yang akan mengiringi hidup seorang anak.

Kedua, wahman yaitu kawah atau air ketuban. Fungsinya menjaga janin dalam kandungan agar tetap aman dari goncangan. Ketika melahirkan, air ketuban pecah dan musnah menyatu dengan alam, namun secara metafisik ia tetap ada sebagai saudara penjaga dan pelindung.

Ketiga, rahman atau darah dalam persalinan sebagai gambaran kehidupan, nyawa, dan semangat. Selalu ada sebagai saudara yang memberi kehidupan dan kesehatan jasmani. Keempat, Ariman atau ari-ari (plasenta) sebagai saluran makanan bagi janin. Ia merupakan saudara tak kasat mata yang mendorong seseorang untuk mencari nafkah dan memelihara kehidupan.

Kelima, pancer atau pusat yang berarti bayi itu sendiri dimaknai juga sebagai ruh yang ada dalam diri manusia yang akan mengendalikan kesadaran diri seseorang agar tetap eling lan waspada (ingat dan waspada). Ingat kepada sang pencipta dan menjadi insan yang bijaksana.

Dalam risetnya, Dewi (2017:4) juga menemukan,  keempat saudarana watman, wahman, rahman, dan ariman itu merupakan saudara manusia yang menemani secara metafisik. Sedulur Papat menjadi potensi atau energi aktif dan pancer sebagai pengendali kesadaran. Mereka adalah saudara penolong dalam mengarungi kehidupan hingga seseorang  kembali lagi pada sang pencipta.

Artinya, tanpa mengenal Sedulur Papat kita sendiri akan susah menuju Tuhan.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
3 Comments
  1. WURYANANO says

    Yang tidak tepat di tulisan tsb adalah Kidung Wahyu Kalaseba, bukanlah karya Sunan Kalijaga, namun sudah dikonfirmasi bahwa itu karya seorang budayawan asal Weru, Sukoharjo, bernama Sri Narendra, yang secara resmi diluncurkan pada Juli 2014.

    1. Riyan says

      Bagus

  2. Riyan says

    Bagus

Leave A Reply

Your email address will not be published.