The news is by your side.

Membongkar Misteri Sedulur Papat Limo Pancer

Dari keempat jenis ini, tidak mungkin manusia hanya memilih satu saja karena sudah digariskan dalam kehidupan. Namun, di antara keempat itu manusia harus dapat menyinergikan, memilah dan memilih mana yang potensi benar-salah, baik-buruk, indah-jelek untuk menggapai kehidupan bahagia dan pada akhirnya mengantarkan manusia kepada Tuhannya.

Tanpa Sedulur Papat Limo Pancer, bisa jadi manusia tidak tahu dirinya. Bahkan, filsuf Martin Buber (1878-1965) jauh-jauh hari menggagas konsep diri dalam kehidupan dengan tujuan agar manusia menjadi dirinya sendiri meskipun dalam dirinya ada diri-diri yang lain. Dari diri-diri yang lain itu, manusia harus dapat menggapai jati diri, hakikat diri, dan harga diri agar tidak membelah diri.

Sedangkan konsep diri perspektif Ibnu Miskawaih (1994: 43-44), manusia memiliki tiga bagian, yaitu al-quwwah  alnatiqah (fakultas berpikir), al-quwwah algadabiyyah (fakultas amarah), dan alquwwah  al-shahwiyah (fakultas nafsu syahwat). Sedangkan Imam Al-ghazali (1960: 291) membuat episteme fakultas berpikir dengan al-nafs al-insaniyyah (jiwa  sebagai  esensi  manusia), fakultas amarah dengan istilah al-nafs alhayawaniyyat, dan fakultas nafsu syahwat dengan istilah al-nafs al-hayawaniyyah.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
3 Comments
  1. WURYANANO says

    Yang tidak tepat di tulisan tsb adalah Kidung Wahyu Kalaseba, bukanlah karya Sunan Kalijaga, namun sudah dikonfirmasi bahwa itu karya seorang budayawan asal Weru, Sukoharjo, bernama Sri Narendra, yang secara resmi diluncurkan pada Juli 2014.

    1. Riyan says

      Bagus

  2. Riyan says

    Bagus

Leave A Reply

Your email address will not be published.