Keunikan Kitab Syajarah al-Ma’arif karya Syaikh Izzuddin Abdissalam
Contoh lain adalah Fashlun fi Dzikri al-Rajuli Manaqiba Nafsih, orang menyebut kelebihan yang ada pada dirinya sendiri. Apakah diperbolehkan atau tidak. Kemudian Syaikh Izzuddin mengutip hikayat Sulaiman dalam QS. Al-Naml [27]: 16, “‘ullimna manthiqa al-thairi wa utina min kulli syai’.” Dalam ayat ini Nabi Sulaiman menceritakan tentang kelebihannya sendiri.
Begitupula Nabi Yusuf yang mengatakan bahwa dirinya layak menjadi seorang pengatur (khaza’inil ardh) karena dirinya adalah hafizun ‘alim, (QS. Yusuf [12]: 55). Jadi, menurut saya ini unik sekali.
Contoh lagi, Fashlun fi Saddi Dzarai’i al-Syarri, yaitu agar supaya potensi-potensi konflik atau potensi keburukan itu hilang. Syaikh Izzuddin memakai ayat “wala tasubbu alladzina yad’una min duni Allahi fayasubbu Allaha ‘adwan bighairi ‘ilm”.
Buku lain :