The news is by your side.

Keunikan Kitab Syajarah al-Ma’arif karya Syaikh Izzuddin Abdissalam

Jadi begini, dulu ketika sahabat dididik Nabi untuk anti berhala, mereka saking overnya sampai mengolok-olok berhala-berhala tersebut. Padahal menurut mereka (kaum jahiliyyah), berhala-berhala itu adalah tuhan. Jadi, kalau mencela tuhan mereka (berhala), mereka pun juga akan mencela Tuhan kita (Allah). Singkat cerita Allah swt. menegur Nabi Muhammad saw. dengan ayat ini.

Intinya (misal) kalau ada ketua preman, kita tidak mencelanya itu bukan karena kita hormat. Tetapi bisa saja yang akan dibalas adalah kiai kita. Nah, hal seperti ini oleh Syaikh Izzuddin dibuat satu fashl sendiri, fashlun fi saddi dzarai’i al-syarr, bahwa potensi-potensi keburukan kita cegah dengan cara tidak melakukan penyebab tersebut.

Hal ini mirip hadis Rasul saw. ketika berkata janganlah kamu mencela ibu kamu sendiri. Lalu sahabat bertanya, “mana mungkin ya Rasul kita mencela ibu bapak kita sendiri?”.

Kemudian Rasul bersabda “yasubbu aba al-rajul fayasubbu abaah. Wa yasubbu umma al-rajul fayasubbu ummah”. Tentu kita tidak mencela ibu kita secara langsung. Tetapi bahwa kita mencela ibu orang lain, maka diapun akan membalas celaan/cacian pada ibu kita. Dengan demikian, mencela orangtua orang lain, sama saja mencela orangtua kita sendiri.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.